Sekilas Sejarah Kesusastraan Arab

Blog Single
SEJARAH KESUSASTRAAN ARAB

                Sejarah kesusastraan Arab ialah pengetahuan yang mempelajari bahasa arab ditinjau dari segi hasil karya sastranya, baik dari segi prosa maupun puisinya, dari sejak mulai timbul dengan segala perkembangannya menurut periodesasinya.

                Bahasa Arab termasuk rumpun bahasa SEMIT. Yaitu bahasa yang dipakai bangsa-bangsa yang tinggal disekitar sungai Tigris dan Furat, dataran Syiria dan Jazirah Arabia (Timur Tengah). Dan bahasa yang dapat bertahan dari rumpun ini adalah bahasa Arab dan bahasa Ibrany.

                Bahasa Arab timbul sebelum Islam datang. Namun pencatatan dari bahasa Arab dimulai dari dua abad sebelum Islam. Jadi tidak bisa diketahui bagaimana keadaan bahasa Arab serta keadaan mereka di masa lampau. Hanya saja mereka dapat dikeahui dari kitab suci Ak-Qur’an dan kitab suci lainnya.

                Menurut perkiraan yang kuat, keadaan bangsa Arab kuno lebih maju daripada bangsa Arab yang lahir dimasa munculnya agama Islam. Karena bangsa arab di masa munculnya Islam ialah bangsa badui (nomaden).

                Sebelum bangsa Arab memiliki bahasa persatuan di setiap daerah memiliki bahasa daerah sendiri yang berlainan dengan lainnya. Namun berkat adanya Ka’bah dan Mekkah akhirnya bangsa Arab memiliki bahasa persatuan yang dapat dipahami oleh setiap suku Arab.

                Bahasa persatuan mereka adalah bahasa Mudhor yaitu bahasa yang dipakai oleh penduduk Hijaz khususnya orang Mekkah. Bahasa Mudhor juga merupakan campuran dari bahasa daerah yang ada di seluruh jazirah ditambah dengan beberapa kata asing yang berasal dari bahasa Yunani, Persia, Sansekerta, dan Ibrany. Bahasa mudhor juga kelak yang dipilih menjadi bahasa Al-Qur’an dan As-Sunnah.

                Karena pengaruh iklim serta letak geografis dari bangsa arab sehingga menjadikan bangsa Arab mempunyai watak dan tabiat yang keras dan tak pernah takut kepada siapa pun kecuali kepada kepala sukunya sendiri.meskipun begitu mereka juga memiliki watak dan tabiat yang amat terpuji, seperti berani dalam membela yang hak dan kebenaran, teguh kepada janji dan amanat, suka berlebihan dalam memuliakan tamuyang berkunjung ke rumah, mereka sangat memuliakan kaum wanita. Bangsa Arab sangat menyenangi jenis kuda yang berasal dari keturunan yang baik.

                Pada umumnya bangsa arab saat itu masih belum mengenal ilmu pengetahuan dengan sempurna karena kebanyakan dari mereka tidak mengenal membaca dan menulis. Sehingga mereka lebih menyukai puisi daripada prosa karena puisi lebih mudah dihafal. Namun mereka juga mengerti I;mu perbintangan dan ilmu mengenal jejak telapak kaki di mana pengetahuan yang mereka miliki tersebut merupakan dari pengalaman mereka sehari-hari.

                Keistimewaan bangsa Arab, mereka memiliki perhatian yang besar terhadap bahasa dan keindahaan sastranya, karena mereka memiliki perasaan yang halus dan  ketajaman penilaian terhadap sesuatu. Dua sifat ini menjadi factor utama bagi mereka untuk mempunyai kelebihan dan kemajuan dalam bahasa.

                Factor-faktor yang mendorong bangsa Arab untuk lebih cenderung pada bahasa dan keindahannya:

1.        bahasa digunakan sebagai alat komunikasi di antara sesama mereka untuk menggambarkan dan menceritakan perjalanan mereka dalam mengerungi padang pasir dan digunakan untuk menceritakan tantang keindahan binatang, atau untuk menggambarkan ketangkasan kuda dan banyaknya hasil rampasan perang dan lain-lain.

2.        bahasa digunakan untuk mengobarkan semangat perjuangan, menghasut api pertikaian seperti mengobarkan rasa balas dendam dan menggambarkan kepahlawanan serta kemenangan yang diperolehnya. Untuk itu mereka menggunakan syair sebagai alatnya.

3.        bahasa untuk menerangkan segala kejadian penting dan nasehat yang dibutuhkan oleh anak buahnya.

Selain factor-faktor di atas diantaranya dengan diadakannya perlombaan berdeklamasi atau perlombaan bersyair yang diadakan setiap tahun di kota Mekkah. Penyair yang menang syairnya akan ditulis dengan tinta emas dan digantungkan di dinding Ka’bah.

Syair yang telah dihafal oleh seseorang akan diajarkan kepada anak dan kaumnya, kemudian diteruskan sampai turun temurun sehingga syair itu akan dihafal oleh beberapa generasi sesudahnya.

Menurut zamannya kesusastraan Arab dibagi menjadi lima periode. Pembagian ini sangat erat sekali dengan keadaan politik, social, dan agama. Untuk mengetahui keadaan social, politik dan agama suatu bangsa dapat kita lihat dari hasil sastra yang dihasilkan oleh bangsa itu, sebab kesusastraan adalah cermin yang dapat menggambarkan keadaan sebenarnya suatu bangsa. Periode kesusastraan Arab adalah:

    kesusastraan zaman jahiliyah, masanya mulai dua abad sebelum agama Islam lahir, sampai agama Islam lahir.
    kesusastraan zaman Islam, mulai lahirnya agama Islam sampai runtuhnya daulat Bani Umayah.
    kesusastraan zaman Abbasiyah, sejak berdirinya daulat Abbasiyah hingga runtuhnya kota Baghdad oleh tangan bangsa Mongolia tahun 656 H.
    kesusastraan zaman pemerintahan orang Turki, sejak runtuhnya kota Babhdad sampai timbulnya kebangkitan bangsa arab di abad modern.
    kesusastraan abad modern, dimulai dengan munculnya rasa nasionalisme bangsa arab di abad modern sampai sekarang.

Pandangan umum tentang kesusastraan jahiliyah

                Sastra adalah cermin kehidupan dari suatu bangsa. Bangsa Arab di zaman jahiliyah sangat sukar berhubungan dengan dunia luar factor utamanya adalah mereka belum mengenal arti persatuan nasional sesama mereka sedikitpun. Walaupun jazirah Arab pernah hendak dijajah oleh bangsa Persia dan Roma, namun penjajahan tersebut tidak dapat menguasai bangsa Arab seluruhnya. Karena itulah kedua penjajah itu tidak dapat memaksakan kebudayaan mereka sedikit pun. Dari sini dapatlah kita ambil kesimpulan bahwa kesusastraan arab jahiliyah mempunyai ciri kearaban secara mutlak, jauh dari segala pengaruh kebudayaan dan pemikiran asing. Adapun keadaan perekonomian bangsa Arab sangat sederhana sekali. Factor utama adalah keadaan geografisnya. Sehingga jalan perdagangan sangat sukar, ditambah lagi dengan adanya permusuhan antara suku-suku Arab. Karena itulah sumber kehidupan mereka yang termudah ialah dengan jalan merampas kekayaan orang lain dengan kekerasan. Sehingga seringkali terjadi pertumpahan darah.

                Dari uraian di atas dapatlah dipahami bahwa kesusastraan Arab jahiliyah isinya sangat sederhana sekali bentuk pemikirannya. Dengan demikian syair yang dihasilkan pada zaman itu lebih indah dari pada syair yang dihasilkan pada zaman sesudahnya. Syair pada masa jahiliyah kebanyakan hanya bersandarkan kepada kehalusan perasaan dan ketinggian daya khayal saja. END.

                Menurut pandangan bangsa Arab syair itu adalah sebagai puncak keindahan dalam sastra. Sebab syair itu adalah suatu bentuk gubahan yang dihasilkan dari kehalusan perasaan dan keindahan daya khayal, karena itu bangsa Arab lebih menyenangi syair dibandingkan dengan karya sastra lainnya.

Permulaan timbulnya syair Arab

                Para ulama sepakat bahwa timbulnya prosa lebih dulu dari pada munculnya syair, sebab prosa tidak terikat dengan sajak dan irama. Sedangkan timbulnya syair erat sekali dengan kemajuan manusia dalam cara berfikirnya. Kesimpulannya bahwa umat manusia baru dapat mengenal bentuk syair setelah mereka mencapai kemajuan dalam bahasa.

                Orang Arab jahiliyah yang dikenal sebagai orang yang pertama menciptakan syair Arab adalah Muhalhil bin Robi’ah Attaghliby. Dia dianggap sebagai orang yang pertama menciptakan syair Arab, karena dari kesekian banyaknya syair Arab yang ditemukan adalah hanyalah sampai pada zaman muhalhil saja.

Macam dan tujuan syair

    Tasybib/ Ghazal: ialah suatu bentuk syair yang didalamnya banyak menyebutkan wanita dn kecantikannya, syair ini juga menyebutkan tentang kekasih, tempat tinggalnya dan segala apa saja yang berhubungan kiisah percintaan.
    Hamasah/ Fakher: jinis syair ini biasanya digunakan untuk berbangga dengan segala macam kelebihan dan keunggulan yang dimiliki oleh suatu kaum. Pada umumnya syair ini digunakan untuk menyebutkan keberanian dan kemenangan yang diperoleh.
    Madach: bentuk syair ini digunakan untuk memuji seseorang dengan segala macam sifat dan kebesaran yang dimilikinya.
    Rotsa’: jenis syair ini digunakan untuk mengingat jasa seorang yang sudah meninggal dunia.
    Hijaa’: jenis syair ini digunakan untuk mencaci dan mengejek seorang musuh dengan menyebutkan keburukan orang itu.
    I’tizhar: jenis syair digunakan untuk mengajukan uzur dan alasan dalam suatu perkara dengan jalan mohon maaf dan mengakui kesalahan yang telah diperbuatnya.
    Wasfun: jenis syair ini biasanya digunakan untuk menggambarkan suatu kejadian ataupun segala hal yang menarik, seperti menggambarkan jalannya peperangan, keindahan alam dan sebagainya.

Ivan
Share this Post1: